Kamis, 30 November 2017

Struktur Dewan Pengurus Periode 2017-2018

STRUKTUR KEPENGURUSAN DEWAN PENGURUS MAPALA HUMENDALA FEB UR PERIODE 2017-2018

KETUA
MAHDINUR EFENDI
NPA.HMA.159.LT'15

WAKIL KETUA

GERY REZKI ADZKIA
NPA.HMA.163.CW'16

SEKRERTARIS


YEMIMA ADHELINE OKTAVIANI
NPA.HMA.165.CW'16

BENDAHARA


FIDYA IFTIKHAR WARIZ
NPA.HMA.162.CW.16

DIVISI-DIVISI :
PENELITIAN & PENGEMBANGAN


MERI HANDAYANI
NPA.HMA.161.CW'16

OPERASIONAL


DONI FADHLI
NPA.HMA.167.AR'17

KEPALA RUMAH TANGGA

REZA IZZAMI
NPA.HMA.169.AR’17

ADVOKASI & LINGKUNGAN HIDUP


FACHRUL ADAM
NPA.HMA.168.AR’17

HUBUNGAN MASYARAKAT


NURHAYANTI
NPA.HMA.166.AR’17


ALAM BEBAS
 
ASTRID LAURA PASARIBU
NPA.HMA.164.CW'16



TABAH MELANGKAH JAUHI KALAH

By : nurfatihin NPA.HMA.156.CF'14

Kamis, 24 Agustus 2017

belajar dan camping itu seru

Belajar Sambil Camping



Hal terbaik adalah belajar di alam, dari alam dan dengan alam. Humendala kali ini berkegiatan di alam bebas dan dalam kegiatan ini Humendala menempuh anggota untuk tetap belajar. Berawal dari proses pemagangan Anggota Tunas yang menuntut mereka untuk bisa menguasai seluruh materi yang di berikan maka muncul ide untuk berkegiatan dan belajar di alam bebas. 

Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 16-20 agustus 2017, dan lokasi nya berada di hutan pangkalan, lima puluh kota, sumatera barat. Kali ini materi yang di angkat adalah navigasi darat, survival dan pertolongan pertama gawat darurat.
kegiatan hari pertama pada 17 agustus adalah navigasi darat, dalam hal ini kita melakukan orientering, dimana anggota di tuntut untuk bisa membaca peta dan meggambarkan sedang berada dimana dan bisa membaca kontur dengan baik.  

Tidak lupa juga kita melaksanakan upacara bendera merayakan kemerdekaan yang ke 72, walaupun begitu upacara berlangsung dengan hikmah.

upacara HUT RI 17 Agustus 2017

orientering, membaca peta menuju ending


Hari kedua pada 18 agustus kita melakukan materi praktek pertolongan pertama. Dalam praktek ini anggota tunas di tuntut bisa membuat tandu yang safety, kuat aman dan nyaman. Anggota tunas juga di tuntut  untuk bisa mengevakuasi korban dari dalam hutan, serta pengenalan obat - obatan dan cara packing obat yang benar.


pembuatan tandu yang aman

teknik packing untuk medis pack yang benar



Hari ketiga pada 19 agustus kegiatan yang kita lakukan adalah praktek survival, dimana dalam praktek ini anggota di tuntut untuk bisa membuat jerat dan sesuai dengan tujuan bahwa dalam materi ini adalah belajar membuat jerat dengan baik dan tepat, jerat yang sesuai dengan kondisi medan dan jejak binatang. Untuk membuat jerat kita tidak bisa sembarangan, harus bisa melihat bagaimana jejak binatang itu, alat yang digunakan kuat atau tidak, dan yang terpenting adalah seekor hewan tidak akan lewat dijalurnya bila ia tau ia sedang di jebak atau tercium aroma manusia, jadi jerat harus samar dan tidak teridentifikasi bau manusia.

 belajar buat jerat

pembuatan jerat babi


Kegiatan ini berjalan dengan kancar, seluruh materi dapat di tangkap dengan baik kepada seluruh anggota yang ikut dan yang terpenting adalah camping sambil belajar itu seru, belajar di alam yang membuat seluruh bagian tubuh fokus terhadap materi yang diberikan dan yang terpenting keakraban sesama anggota semakin terjaga.


Tujuan dari kegiatan ini tercapai dengan baik. Harapannya dengan kegiatan ini dapat menjadikan anggota tunas menjadi sosok pribadi yang lebih baik, tangguh, khas, dan yang terpenting adalah mampu bertanggungjawab dan dapat menjaga nama baik Mapala Humendala.  


 foto bersama 


Create By : nurfatihin

Sabtu, 03 Juni 2017

mapala humendala berwisata budaya riau

Ekspedisi Kenegerian Desa Batu Sanggan 

                                                  Perjalanan Menuju Desa Batu Sanggan       

        Mapala Humendala adalah sebuah organisasi yang orientasi kegiatannya meliputi kegiatan alam bebas, baik berbentuk ekspedisi, eksplorasi atau pun inovasi baru. Mapala Humendala selalu berusaha menciptakan hal - hal dan penemuan baru. Dengan begitu tak bosan - bosannya Mapala Humendala mengajak seluruh kalangan masyarakat Bumi Lancang Kuning untuk terus memperhatikan sejarah, budaya, dan ciri khas daerah tersebut agar terjaga keharmonisannya. Untuk melihat itu Mapala Humendala melakuan perjalanan ke Sebuah desa bernama Kenegerian Batu Sanggan.

                                                        Penampakan Desa Batu Sanggan       

       Kenegerian Batu Sanggan atau yang biasa disebut Desa Batu Sanggan merupakan suatu desa yang lokasinya terletak di hulu Sungai Subayang, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Desa ini termasuk salah satu desa adat yang dihuni oleh masyarakat adat dan sudah berusia ratusan tahun karena sudah ada sebelum tahun 1945, dan desa ini berada dalam kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengenal tentang Desa Batu Sanggan.

       Sebelum dimulainya perjalanan menuju Desa Batu Sanggan, diadakan terlebih dahulu diskusi ringan antar anggota yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kawasan Konservasi Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling terhadap Desa Batu Sanggan, mengetahui sejarah Sistem Kekhalifahan Batu Sanggan, mengetahui kondisi lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Desa Batu Sanggan, mengetahui potensi ekowisata yang ada di Desa Batu Sanggan, memperkenalkan Desa Batu Sanggan pada masyarakat umum, dan menumbuhkan rasa peduli lingkungan masyarakat desa.

                                            Piyau Jonson, transportasi perjalanan menuju Desa
      
         Perjalanan untuk menuju Desa Batu Sanggan menggunakan transportasi darat dari Pekanbaru menuju Desa Gema lebih kurang selama 2-3 jam perjalanan, dari Desa Gema perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Sungai Subayang menggunakan sampan bermotor yang biasa disebut Piyau. Perjalanan tersebut memakan waktu lebih kurang 1 jam, namun pada saat musim kemarau memakan waktu lebih kurang 1,5 jam karena air sungai mengalami pendangkalan.

       Sesampainya di Desa Batu Sanggan tim disambut dengan hangat oleh pemuda setempat, jadi tidak perlu khawatir karena pemuda-pemuda tersebut akan selalu siap menemani dan mendampingi kita selama berada di sana.

        Di desa ini pun terdapat kebudayaan yang sangat menarik, salah satunya adalah kearifan lokal Desa Batu Sanggan yaitu Lubuk Larangan. Lubuk Larangan ini adalah suatu lokasi di tengah Sungai Subayang, dimana di area Lubuk Larangan ini dilarang untuk menangkap ikan. Untuk mengetahui lokasi Lubuk Larangan ini, masyarakat disana telah menandainya dengan membuat batas-batas dari tali. Lubuk Larangan dibuka sekali setahun. Moment seperti ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat desa itu sendiri dan masyarakat dari luar desa, karena biasanya dalam acara membuka Lubuk Larangan banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk berpartisipasi, bahkan masyarakat luar desa pun banyak yang tertarik untuk datang menyaksikan kegiatan ini. Salah satu penyebabnya adalah karena ikan hasil tangkapan yang berukuran besar akan dilelang kepada seluruh masyarakat yang menyaksikan, dan hal ini sangat menarik perhatian masyarakat.

                                                           Batu Belah Desa Batu Sanggan
        
       Desa Batu Sanggan ini memiliki potensi eko wisata, yaitu di hulu Desa Batu Sanggan terdapat Batu Belah yang terletak di tepi Sungai Subayang, Batu Belah ini bentuknya persis seperti dibelah oleh pedang. Akses dari desa k e lokasi Batu Belah harus menyusuri sungai dengan menggunakan piyau dengan waktu tempuh lebih kurang 10 menit. Disekitar Batu Belah terdapat akses menuju air terjun yang biasa disebut Air Terjun Batu Belah yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan menyusuri sungai sekitar 1 jam untuk sampai ke air terjun tingkat akhir. Jalan yang dilalui cukup terjal dan licin karena kondisi tanah yang lembab.

Tidak akan cukup jika kita terus mengeksplor daerah - daerah kecil penuh potensi di Riau ini, maka cukup sampai disini untuk cerita Kenegerian Batu Sanggan Provinsi Riau. Masih banyak lagi yang harus kamu ketahui.

Create By : Cakrawala Waktu
Post By : NPA.HMA.156.CF'14 



Jumat, 02 Juni 2017

peringatan hari lingkungan hidup se Dunia tahun 2017



 Hidupkan Lingkungan

foto bersama usai pembagian bibit di CFD Pekanbaru
Pohon adalah paru-paru dunia, rusaknya pohon sama dengan merusak paru-paru dunia, maka ketika paru-paru rusak makhluk di bumi pun akan punah. Itulah yang mendasari komuntas ini untuk terus hadir dalam melestarikan lingkungam. Dalam moment memperinngati hari lingkungan hidup se dunia 2017 mapala humendala kembali hadir untuk menyentuh masyarakat dibumi lancang kuning ini dari seluruh kalangan, baik anak-anak, remaja maupun orang tua. 

pembagian bibit
 Mapala humendala fe ur melakukan serangkaian kegiatan guna menyambut peringatan hari lingkunga hidup Se Dunia tahun 2017 ini. Dalam rangkaiannya dihari pertama Mapala Humendala melakukan pembagian bibit gratis di Car Free Day Pekanbaru, visualisasi puisi dimana pesan yang disampaikan dalam visualisasi puisi tersebut adalah manusia sangat memerlukan pohon atau hutan untuk keberlangsungan hidupnya, namun manusia lainnya melihat pohon atau hutan sebagai peluang untuk memperkaya dirinya, dan dibarengi dengan orasi dimana disini kami semua mengajak masyarakat riau untuk tetap menjaga dan melestarikan hutan di Riau serta Slogan yang berisi pelestarian hutan riau dan lingkungan hidup. Dalam kegiatan dihari pertama ini masyarakat sangat antusias untuk mendapatkan bibit-bibit itu, tidak sedikit juga dari mereka yang mengira bahwa bibit-bibit ini dijual, maka mereka sangat senang karena pembagian bibit ini gratis. Sebanyak 300 bibit ludes di bawa pulang oleh masyarakat riau.




  Penanaman bibit pohon di Panti Asuhan ArRahim   

         Rangkaian yang kedua adalah penanaman bibit pohon di Panti Asuhan Ar Rahim. Bibit yang kami dapatkan dari BPDAS INDRAGIRI ROKAN Pekanbaru sejumlah 500 batang bibit, terdiri dari bibit pohon kayu sampai bibit pohon buah. Dalam penanaman ini pun peserta yang merupakan anak-anak panti sangat senang dan berantusias dalam menanam pohon, disana kami mensosialisasikan kepada anak-anak panti bahwa menanam pohon adalah perbuatan yang baik dan merawat pohon adalah keharusan bagi umat manusia, bukannya malah merusaknya.

foto bersama pihak panti asuhan Ar Rahim


create by : NPA.HMA.156.CF'14