Sabtu, 03 Juni 2017

mapala humendala berwisata budaya riau

Ekspedisi Kenegerian Desa Batu Sanggan 

                                                  Perjalanan Menuju Desa Batu Sanggan       

        Mapala Humendala adalah sebuah organisasi yang orientasi kegiatannya meliputi kegiatan alam bebas, baik berbentuk ekspedisi, eksplorasi atau pun inovasi baru. Mapala Humendala selalu berusaha menciptakan hal - hal dan penemuan baru. Dengan begitu tak bosan - bosannya Mapala Humendala mengajak seluruh kalangan masyarakat Bumi Lancang Kuning untuk terus memperhatikan sejarah, budaya, dan ciri khas daerah tersebut agar terjaga keharmonisannya. Untuk melihat itu Mapala Humendala melakuan perjalanan ke Sebuah desa bernama Kenegerian Batu Sanggan.

                                                        Penampakan Desa Batu Sanggan       

       Kenegerian Batu Sanggan atau yang biasa disebut Desa Batu Sanggan merupakan suatu desa yang lokasinya terletak di hulu Sungai Subayang, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Desa ini termasuk salah satu desa adat yang dihuni oleh masyarakat adat dan sudah berusia ratusan tahun karena sudah ada sebelum tahun 1945, dan desa ini berada dalam kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengenal tentang Desa Batu Sanggan.

       Sebelum dimulainya perjalanan menuju Desa Batu Sanggan, diadakan terlebih dahulu diskusi ringan antar anggota yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kawasan Konservasi Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling terhadap Desa Batu Sanggan, mengetahui sejarah Sistem Kekhalifahan Batu Sanggan, mengetahui kondisi lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Desa Batu Sanggan, mengetahui potensi ekowisata yang ada di Desa Batu Sanggan, memperkenalkan Desa Batu Sanggan pada masyarakat umum, dan menumbuhkan rasa peduli lingkungan masyarakat desa.

                                            Piyau Jonson, transportasi perjalanan menuju Desa
      
         Perjalanan untuk menuju Desa Batu Sanggan menggunakan transportasi darat dari Pekanbaru menuju Desa Gema lebih kurang selama 2-3 jam perjalanan, dari Desa Gema perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Sungai Subayang menggunakan sampan bermotor yang biasa disebut Piyau. Perjalanan tersebut memakan waktu lebih kurang 1 jam, namun pada saat musim kemarau memakan waktu lebih kurang 1,5 jam karena air sungai mengalami pendangkalan.

       Sesampainya di Desa Batu Sanggan tim disambut dengan hangat oleh pemuda setempat, jadi tidak perlu khawatir karena pemuda-pemuda tersebut akan selalu siap menemani dan mendampingi kita selama berada di sana.

        Di desa ini pun terdapat kebudayaan yang sangat menarik, salah satunya adalah kearifan lokal Desa Batu Sanggan yaitu Lubuk Larangan. Lubuk Larangan ini adalah suatu lokasi di tengah Sungai Subayang, dimana di area Lubuk Larangan ini dilarang untuk menangkap ikan. Untuk mengetahui lokasi Lubuk Larangan ini, masyarakat disana telah menandainya dengan membuat batas-batas dari tali. Lubuk Larangan dibuka sekali setahun. Moment seperti ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat desa itu sendiri dan masyarakat dari luar desa, karena biasanya dalam acara membuka Lubuk Larangan banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk berpartisipasi, bahkan masyarakat luar desa pun banyak yang tertarik untuk datang menyaksikan kegiatan ini. Salah satu penyebabnya adalah karena ikan hasil tangkapan yang berukuran besar akan dilelang kepada seluruh masyarakat yang menyaksikan, dan hal ini sangat menarik perhatian masyarakat.

                                                           Batu Belah Desa Batu Sanggan
        
       Desa Batu Sanggan ini memiliki potensi eko wisata, yaitu di hulu Desa Batu Sanggan terdapat Batu Belah yang terletak di tepi Sungai Subayang, Batu Belah ini bentuknya persis seperti dibelah oleh pedang. Akses dari desa k e lokasi Batu Belah harus menyusuri sungai dengan menggunakan piyau dengan waktu tempuh lebih kurang 10 menit. Disekitar Batu Belah terdapat akses menuju air terjun yang biasa disebut Air Terjun Batu Belah yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan menyusuri sungai sekitar 1 jam untuk sampai ke air terjun tingkat akhir. Jalan yang dilalui cukup terjal dan licin karena kondisi tanah yang lembab.

Tidak akan cukup jika kita terus mengeksplor daerah - daerah kecil penuh potensi di Riau ini, maka cukup sampai disini untuk cerita Kenegerian Batu Sanggan Provinsi Riau. Masih banyak lagi yang harus kamu ketahui.

Create By : Cakrawala Waktu
Post By : NPA.HMA.156.CF'14 



Jumat, 02 Juni 2017

peringatan hari lingkungan hidup se Dunia tahun 2017



 Hidupkan Lingkungan

foto bersama usai pembagian bibit di CFD Pekanbaru
Pohon adalah paru-paru dunia, rusaknya pohon sama dengan merusak paru-paru dunia, maka ketika paru-paru rusak makhluk di bumi pun akan punah. Itulah yang mendasari komuntas ini untuk terus hadir dalam melestarikan lingkungam. Dalam moment memperinngati hari lingkungan hidup se dunia 2017 mapala humendala kembali hadir untuk menyentuh masyarakat dibumi lancang kuning ini dari seluruh kalangan, baik anak-anak, remaja maupun orang tua. 

pembagian bibit
 Mapala humendala fe ur melakukan serangkaian kegiatan guna menyambut peringatan hari lingkunga hidup Se Dunia tahun 2017 ini. Dalam rangkaiannya dihari pertama Mapala Humendala melakukan pembagian bibit gratis di Car Free Day Pekanbaru, visualisasi puisi dimana pesan yang disampaikan dalam visualisasi puisi tersebut adalah manusia sangat memerlukan pohon atau hutan untuk keberlangsungan hidupnya, namun manusia lainnya melihat pohon atau hutan sebagai peluang untuk memperkaya dirinya, dan dibarengi dengan orasi dimana disini kami semua mengajak masyarakat riau untuk tetap menjaga dan melestarikan hutan di Riau serta Slogan yang berisi pelestarian hutan riau dan lingkungan hidup. Dalam kegiatan dihari pertama ini masyarakat sangat antusias untuk mendapatkan bibit-bibit itu, tidak sedikit juga dari mereka yang mengira bahwa bibit-bibit ini dijual, maka mereka sangat senang karena pembagian bibit ini gratis. Sebanyak 300 bibit ludes di bawa pulang oleh masyarakat riau.




  Penanaman bibit pohon di Panti Asuhan ArRahim   

         Rangkaian yang kedua adalah penanaman bibit pohon di Panti Asuhan Ar Rahim. Bibit yang kami dapatkan dari BPDAS INDRAGIRI ROKAN Pekanbaru sejumlah 500 batang bibit, terdiri dari bibit pohon kayu sampai bibit pohon buah. Dalam penanaman ini pun peserta yang merupakan anak-anak panti sangat senang dan berantusias dalam menanam pohon, disana kami mensosialisasikan kepada anak-anak panti bahwa menanam pohon adalah perbuatan yang baik dan merawat pohon adalah keharusan bagi umat manusia, bukannya malah merusaknya.

foto bersama pihak panti asuhan Ar Rahim


create by : NPA.HMA.156.CF'14